PENGERTIAN DESIGN THINKING
DAN TAHAP-TAHAPANYA
Design Thinking adalah sebuah metode berpikir yang berfokus pada pengguna dengan tujuan mencari solusi kreatif atas suatu permasalahan. Pendekatan ini tidak hanya menekankan pada ide, tetapi juga memahami kebutuhan nyata dari pengguna sehingga solusi yang dihasilkan benar-benar relevan.
Dalam dunia yang terus berubah, kemampuan untuk memahami masalah dan menemukan solusi kreatif menjadi sangat penting. Salah satu metode yang banyak digunakan saat ini adalah Design Thinking. Pendekatan ini berpusat pada manusia (human-centered) sehingga semua ide, rancangan, dan solusi yang dihasilkan benar-benar relevan dengan kebutuhan pengguna.
Design Thinking bukan sekadar mencari jawaban instan, melainkan melalui proses mendalam untuk mengenali masalah, mendefinisikan inti persoalan, hingga nantinya menghasilkan ide-ide inovatif. Pada materi kali ini, kita fokus pada dua tahap awal Design Thinking, yaitu Empathize dan Define.
Tahap Empathize merupakan langkah awal yang sangat penting dalam proses Design Thinking. Tujuannya adalah memahami pengguna secara mendalam—apa yang mereka rasakan, alami, butuhkan, dan juga kesulitan yang mereka hadapi.
Sering kali, masalah yang tampak di permukaan bukanlah masalah utama. Oleh karena itu, proses empati ini membantu kita menggali lebih jauh agar bisa benar-benar melihat persoalan dari sudut pandang pengguna.
Beberapa teknik yang umum digunakan:
Wawancara → Bertanya langsung kepada pengguna untuk mengetahui pengalaman, kendala, dan kebutuhan mereka. Misalnya, seorang pelajar ditanya mengenai kesulitannya dalam belajar online.
Observasi → Mengamati perilaku pengguna secara langsung di situasi nyata. Contohnya, memperhatikan bagaimana pelanggan berinteraksi dengan sebuah aplikasi.
Survei → Mengumpulkan data dari kelompok yang lebih luas untuk memperoleh gambaran umum.
Setelah memahami pengguna, langkah selanjutnya adalah menyusun temuan tersebut dalam bentuk Define. Pada tahap ini, data hasil wawancara, observasi, dan survei diolah menjadi problem statement atau pernyataan masalah yang lebih fokus.
Pernyataan masalah ini penting agar tim tidak terjebak pada solusi yang salah. Dengan mendefinisikan masalah secara tepat, proses ideasi dan pembuatan solusi berikutnya akan lebih terarah.
Selain itu, dalam tahap Define kita juga menyusun User Persona.
User Persona adalah profil fiktif yang mewakili target audiens.Di dalamnya biasanya terdapat nama, usia, latar belakang, kebutuhan, motivasi, serta tantangan yang dihadapi pengguna.
Dengan persona ini, tim bisa “membayangkan” pengguna nyata dan lebih mudah menyesuaikan solusi dengan kebutuhan mereka.
Contoh sederhana: jika hasil Empathize menunjukkan bahwa mahasiswa kesulitan mengatur waktu belajar, maka problem statement bisa berupa:
"Mahasiswa membutuhkan cara sederhana untuk mengatur jadwal agar lebih konsisten belajar tanpa merasa kewalahan."
Dari problem statement ini, nantinya bisa lahir solusi seperti aplikasi pengingat belajar atau sistem manajemen waktu.
0 Comments